Kategori

Sabtu, 28 Januari 2023

NGEMIL NULIS

 

Resume Ke                    : 9

Gelombang                    : 28

Hari tanggal                  : Jumat, 27 Januari 2023

Tema                                : Menulis Itu Mudah

Narasumber                  : Prof. Dr. Ngainun Naim

Moderator                      : Lely Suryani, S. Pd.SD


Writing is Easy??? Hemmm siapa bilang. Menulis itu semudah berkata, semudah bernafas, semudah kita menggerakkan kaki mengikuti irama. Masih kesulitan menulis. Ikuti kelas malam ini, dan hempaskan segala kegundahan. So katakan Menulis itu mudah bukan??? Anda butuh bukti.

Demikian salah satu contoh kata-kata menggelora penuh motivasi yang saya baca di group wa KBMN 28 malam ini. Sering sekali para mentor memotivasi kami untuk berliterasi.   Sepertinya memang menulis itu mudah, tetapi kalau saya, rasa malas selalu saja bersemayam. Duhh.. sudah pertemuan kesembilan tetapi masih saja berusaha memupuk komitmen dan konsisten menulis. Sudah ada sedikit perubahan sih, contohnya saya mencoba mengisi sebuah list ajakan menulis antologi kisah nyata oleh salah satu mentor tim solid Omjay. Walaupun sudah hampir sebulan ini diberi waktu, tetapi tulisan juga belum selesai. Setidaknya saya berusaha menulis, membaca ulang, mengedit, menulis lagi, membaca lagi, mengedit lagi. Tetap saja saya belum merasa bahwa tulisan saya bagus.

Menulis itu mudah adalah tema KBMN 28 malam ini. Dengan narasumber Prof. Dr. Ngainun Naim dan moderator ibu Lely Suryani, S. Pd.SD. Bapak Prof. Ngainun Naim yang juga seorang dosen di Perguruan Tinggi Negeri merupakan seorang penulis aktif dijurnal maupun di blog dengan karya puluhan buku.

Prof. Ngainun Naim tidak menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit. Beliau  hanya ingin mengajak Bapak Ibu sekalian bisa menulis. Caranya :

1.     Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami. Jadi pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan. Tulis saja. Jangan takut salah atau jelek. Takutlah jika tidak menulis. Jika kunci dijalankan, menulis akan mudah.

2.     Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit. Itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Nulis itu ya nulis. Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas. Nah, selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu. Simpan di komputer. Jangan dibaca dulu. Cari suasana psikologis yang berbeda. Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki.  Sebelum mengunggah ke blog atau Kompasiana, bacalah ulang tulisannya, Bisa sekali atau dua kali. Prinsipnya sederhana, meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan penulis. Kenapa? Karena tulisan kita adalah jejak kita. Untuk lebih jelasnya bisa baca di blog narasumber yang telah diedit beberapa kali di link  https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/63d1f30408a8b51db6795d52/menjadikan-literasi-sebagai-tradisi. Ada yang komentar tulisan Prof berat-berat, padahal ringan menurut Prof. karena beliau menulis dua kategori, jika untuk kepentingan akademik karena Prof. seorang guru besar ya berat. Ringan itu untuk kepentingan publik karena Prof. menyukai menulis apa pun.

3.     Menulis tentang perjalanan. Ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat. Jika kita  rekreasi, tulis saja hal-hal yang kita alami. Itu mudah karena kita menjalaninya.

4.     Menulis secara ngemil. Sedikit demi sedikit. Prof. nyaris setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Tidak banyak, untuk blog atau Kompasiana, Prof. menarget 3-5 paragraf. Untuk artikel jurnal, Prof. menarget 1 paragraf. Itu target minimal. Itu yang Prof. perjuangkan. Pagi Prof. menulis artikel jurnal 1 paragraf. Sampai di kantor Prof. menulis untuk blog. Paling 1-2 paragraf.

Demikian empat hal yang disampaikan  Prof. Dr. Ngainun Naim. Katanya hal itu mudah untuk dipraktikkan. Kalau jenis tulisan ilmiah, beda lagi. Harus ada jakian pustaka yang jelas dan tidak sembarang menyimpulkan.

Saya tertarik dengan istilah Menulis secara ngemil. Boleh juga tuh dipraktikkan, ini hal baru bagi saya yang tidak biasa menulis. Berikut saya resume beberapa pertanyaan beserta jawabannya :

Tanya ( Bu Dewi ):

Kadang banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan, bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kepada mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang-orang disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini.

Jawab  ( Prof. Dr. Ngainun Naim)

Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.

Contoh penulisan jurnal di Google Scholar milik Prof :

https://www.spirit-literasi.id/2022/08/menulis-penelitian-dan-artikel-jurnal.html.

https://scholar.google.co.id/citations?user=SbPI0fkAAAAJ&hl=id&oi=ao.

Tanya (Evridus Mangung)

 Menulislah hal-hal sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.

Jawab  ( Prof. Dr. Ngainun Naim)

Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.

 

Tanya (Imro'atus Sholihah)

Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?

Jawab  ( Prof. Dr. Ngainun Naim)

Baik, langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir. Dulu saya berjalan saat kecil itu juga dipaksa oleh orang tua. Sekarang benar-benar mudah. Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari. Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.

 

Masih banyak resume saya tetapi mohon maaf, tulisan ini belum selesai dan akan bersambung... jadi saya benar-benar sambil praktik ngemil nulis.

6 komentar:

  1. Luar biasa....jaln ke blog sy jg ya bu...

    BalasHapus
  2. Hal yang paling sulit dalam menulis adalah mengambil langkah awal untuk memulai, mencoba mengalahkan diri sendiri untuk terap komitmen. Tapi semua tergantung KITA. Tentukan langkah awal dan kita tinggal melanjutkan...

    BalasHapus